Jurang-jurang di dalam air yang berkelok-kelok dengan gunung es yang selalu bergerak memberikan kesulitan untuk kendaran otomatis (AUV) di dalam air untuk menentukan arah. Itu sebabnya kendaraan dalam air yang dikirim untuk menyelidiki daerah tersebut bergantung dari kendali jarak jauh di kapal.
Kendali jarak jauh dari kapal itu tidak akan dipakai menurut engineers dari Stanford University Dapertement Aeronautics dan Astronautics dan Monterey Bay Aquarium Research Institute (MBARI). Mereka telah mengembangkan sebuah sistem yang memungkinkan AUV untuk mempertimbangkan medan-medan yang ada di peta dan melewati hambatan-hambatan di jalan seperti "lalat" di dalam laut.
Mahasiswa Stanford, Sarah Houts mengambil sistem medan-relatif navigasi yang dikembangkan oleh Stanford dan MBARI. Salah satu yang memungkinkan AUV untuk menavigasi sendiri adalah dengan cara mencocokan ketinggian untuk peta dan medan algoritma tambahan yang memungkinkan kendaraan untuk membuat rute yang mengarahkan untuk melewati hambatan-hambatan. Akhirnya, Houts menunjukan sistem yang harus mampu dilakukan oleh AUV untuk pergi ke daerah-daerah yang belum dipetakan dan menmukan sendiri jalan di sekitar dengan aman.
Houts berharap untuk mengadaptasi teknologi ini sebagai upaya MBARI mendatang yang akan digunakan AUV untuk mengikuti gunung es di sekitar dan dapat dijadikan sampel. Program NASA ASrobiology pada Sains, dan Teknologi untuk menjelajahui Planet suatu hari nanti mungkin menggunakan sistem serupa untuk memonitor asteroid.
Sistem ini dites pertama kali di Monterey Bay pada awal bulan ini. Berenang di atas sebuah tebing bawah air pada ketinggian konstan. Robot ini akan menjalani tes rumit sebelum akhir tahun, dan Houts mengharapkan hal itu akan beroprasi penuh tahun depan.
Sumber : SpectrumIeee